my advanture

my advanture

Rabu, 29 April 2015

ASKEP MIOMA UTERI

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Mioma uteri adalah tumor yang paling umum pada traktus genitalis (Derek Llewellyn- Jones, 1994).

Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya (www. Infomedika. htm, 2004).

B. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone.
  1. Estrogen
    Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium. Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti endometriosis (50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%) dan hiperplasia endometrium (9,3%).Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. 17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak daripada miometrium normal.
  2. Progesteron
    Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.
  3. Hormon pertumbuhan
    Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mingkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan Estrogen.

Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
  1. Umur :
    Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35 – 45 tahun.
  2. Paritas :
    Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.
  3. Faktor ras dan genetik :
    Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.
  4. Fungsi ovarium :
    Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause. Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin-like growth factor yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini.


C. Klasifikasi

Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena
  1. Lokasi

    Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi. Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius. Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.
  2. Lapisan Uterus

    Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
    • Mioma Uteri Subserosa

      Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.
    • Mioma Uteri Intramural

      Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).
    • Mioma Uteri Submukosa

      Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas permukaan ruangan rahim.
      Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya dilakukan histerektomi.


D. Komplikasi
  1. Pertumbuhan leimiosarkoma.

    Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa tahun tidak membesar, sekonyong – konyong menjadi besar apabila hal itu terjadi sesudah menopause.
  2. Torsi (putaran tangkai)

    Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari abdomenakut.
  3. Nekrosis dan Infeksi

    Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan dari vagina, dalam hal ini kemungkinan gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.
E. Pemeriksaan Penunjang
  1. Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb: turun, Albumin : turun, Lekosit : turun / meningkat, Eritrosit : turun.
  2. USG : terlihat massa pada daerah uterus.
  3. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan ukurannya.
  4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
  5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan operasi.
  6. ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan operasi.

F. Penatalaksanaan
Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum bertangkai. Pada mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang mendekati masa menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga bulan atau enam bulan. Adapun cara penanganan pada myoma uteri yang perlu diangkat adalah dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan histerektomi total abdominal. Tindakan histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal Histerektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-BSO). TAH–BSO adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus, serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan melakukan insisi pada dinding, perut pada malignan neoplasmatic desease, leymyoma dan chronic endrometriosis (Tucker, Susan Martin, 1998).
Askep Mioma Uteri


G. Diagnosa Keperawatan yang Muncul
  1. Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasm pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik / motorik.
  2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot.

H. Intervensi

Diagnosa Keperawatan I

Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf akibat penyempitan kanalis servikalis oleh myoma

Tujuan :
Klien dapat mengontrol nyerinya dengan criteria hasil mampu mengidentifikasi cara mengurangi nyeri, mengungkapkan keinginan untuk mengontrol nyerinya.

Intervensi :
  • Observasi adanya nyeri dan tingkat nyeri.
    Rasional : Memudahkan tindakan keperawatan
  • Ajarkan dan catat tipe nyeri serta tindakah untuk mengatasi nyeri
    Rasional : Meningkatkan persepsi klien terhadap nyeri yang dialaminya.
  • Ajarkan teknik relaksasi
    Rasional : Meningkatkan kenyamanan klien
  • Anjurkan untuk menggunakan kompres hangat
    Rasional : Membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan klien
  • Kolaborasi pemberian analgesik
    Rasional : Mengurangi nyeri

Diagnosa Keperawatan II :

Gangguan eliminasi urine (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik / motorik.

Tujuan :
Pola eliminasi urine ibu kembali normal dengan criteria hasil ibu memahami terjadinya retensi urine, bersedia melakukan tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan retensi urine.

Intervensi :
  • Catat pola miksi dan monitor pengeluaran urine
    Rasional : Melihat perubahan pola eliminasi klien
  • Lakukan palpasi pada kandung kemih, observasi adanya ketidaknyamanan dan rasa nyeri.
    Rasional : Menentukan tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien
  • Anjurkan klien untuk merangsang miksi dengan pemberian air hangat, mengatur posisi, mengalirkan air keran.
    Rasional : Mencegah terjadinya retensi urine


Daftar Pustaka
Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung
Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta
Hartono, Poedjo. 2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining di Indonesia. Kursus Pra kongres KOGI XI Denpasar. Mimbar Vol.5 No.2 Mei 2001
Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo & JNKKR-POGI. Jakarta

Minggu, 26 April 2015

obat herbal untuk penyakit stroke



STROKE
A.  Definisi

Menurut WHO (World Health Organization) stroke didefinisikan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.

B.  Faktor Penyebab Stroke
·         Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga,
·         Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.
·         80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.
·         Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.

C.  Obat Herbal untuk pengobatan stroke.
a.    Daun Sirsak

·         Kandungan daun sirsak
Daun sirsak memiliki kandungan zat yang sangat lengkap seperti fruktosa, lemak, protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, dan Vitamin B, kemudian senyawa golongan tanin, fitosterol, dan alkaloida, serta asetogenin. Semua bahan itu akan bekerja secara sinergis untuk memperbaiki dan menjaga kondisi kesehatan.
·         Cara pengolahan
Bahan-bahan :
·         10 – 21 lembar daun sirsak
·         Tanaman sirih bumi (lihat gambar di atas)
·         5 gelas air
·         Garam dapur
Ambil daun tanaman sirsak kemudian rebus bersama 5 tanaman sirih bumi dalam 5 gelas air. Tunggu sampai tersisa 3 gelas air rebusan.
·         Cara minum
Ø  Minum ramuan obat tersebut dalam sehari.
b.   Ratu Anai-anai
·         Manfaat ratu anai-anai
Adalah suplemen yang menyehatkan dan menjaga tubuh agar tetap bugar. Pengobatan alternatif ini sudah mulai banyak diketahui masyarakat indonesia.
·         Kandungan ratu anai-anai
Hasil riset telah membuktikan bahwa dalam tubuh Ratu memiliki Zat Energi, Protein, Karbohidrat dll. ini disebabkan oleh penumpukan zat-zat makanan yang sudah bertahun-tahun dalam tubuh sang Ratu.
·         Cara meramu dan cara konsumsi
Aturan Komsumsinya adalah 1 ekor pagi sebelum sarapan, dan 1 ekor sebelum tidur. caranya yaitu dengan membuang bagian kepala yang ada kaki-kaki kecilnya dan ditelan hidup-hidup dibantu dengan air putih. ingat jangan sampai zat yang ada di badan Ratu terbuang saat mencabut bagian kepala dan kaki-kaki tersebut.





c.       Kulit manggis
·         Kandungan kulit manggis
Kandungan anti oksidan paling tinggi diantara buah-buahan lain, sehingga kulit manggis mampu membuang racun yang ada dalam tubuh maka dengan sendirinya penyumbatan pembuluh darah dapat diatasi (penyebab penyakit stroke).
·         Cara Membuat
            Bahan-bahan :
Ø  1 buah manggis.
Ø  Madu atau Gula rendah kalori, atau gula aren.
Ø  1 gelas air masak.
·         Ambilah 1 buah manggis yang bagus, telah masak, dengan ukuran tengah hingga besar,tentukan yang kulitnya sangat bersih, serta bebas dari getah2 kuning khas manggis.
·         Buanglah kelopak manggis ( yang berwarna hijau ) yang ada di pangkal buah manggis area batang manggis tsb.
·         Bersihkan bersih buah manggis tsb, utk menyingkirkan kotoran serta noda2 yang yg melekat pada kulit manggis.
·         Buang kulit luar manggis yang keras itu
·         Kupas tidak tebal kulit luarnya dikarenakan pada kulit luar ada zat lilin ( kulit luar dapat menutupi dinding perut atau menghambat penyerapan )
·         Siapkan blender, atau alat pembuat jus.
·         Bukalah manggis dengan tangan hingga pecah merekah.
·         Potong2lah kulit manggis ( daging kulit )
·         Masukkan kedalam blender
·         Imbuhkan 4-5 sendok makan madu, serta air masak sejumlah 1 gelas ( 350-400 cc ).Atau apabila tidak ada madu anda bisa menggantinya dengan gula aren atau gula rendah kalori lainnya.
·         Blenderlah manggis beserta kulit ( daging kulit ), serta bijinya tsb hingga betul-betul halus ( lebih kurang 3 - 4 menit ).
·         CaraKonsumsi:

Minumlah jus kulit manggis tersebut 3 kali 1 hari,3-4 sendok makan ( 30cc ) pagi sesudah bangun tidur : siang serta malam sebelum saat tidur.
d.   Daun pegagan.

·         Kandungan Pegagan
Ø  Pegagan memiliki kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin.
Ø  garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi.
Ø  Glikosida triterpenoida diduga yang disebut asiaticoside yaitu antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit.

·         ManfaatPegagan
Pegagan selain bagus untuk kecerdasan otak, juga memiliki banyak manfaat lain. Diantaranya:
Ø  Meningkatkan daya ingat
Ø  Meningkatkan syaraf memori
Ø  Meningkatkan mental dan stamina tubuh
Ø  Menghentikan pendarahan (haemostatika)
Ø  Membersihkan darah
Ø  Melancarkan peredaran darah
Ø  Peluruh kencing (diuretika)
Ø  Penurun panas (antipiretika)
Ø  Anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan
Ø  Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid)
Ø  Meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki
Ø  Mencegah varises dan salah urat
Ø  Menurunkan gejala stres dan depresi
·         Cara Pembuatan :
Rebus 20 gr akar dan daun pegagan dengan 3 gelas air dalam kuali tanah. Biarkan mendidih dan air tersisa setengah bagian, lalu disaring.

·         Cara Penggunaan :
Minum 3 kali sehari masing-masing ½ gelas. Usahakan diminum waktu perut kosong dan sebelum makan.



e.    daun sambiloto

·         kandungan sambiloto
Sambiloto mempunyai kandungan zat yang berfungsi untuk memperlancar aliran darah sehingga menurunkan tekanan darah.
·         Cara mengolah
Cara mengolahnya sebagai obat stroke yaitu sediakan daun sambiloto dan cuci bersih kemudian rebus dengan 3 gelas air hingga tinggal 1 gelas air.
·         Cara minum
Minum air rebusan daun sambiroto 3 kali sehari.
f.     Daun dewa

·         Kandungan daun dewa
memanfaatkan daun dewa yang secara alami mengandung senyawa kimia yang berkhasiat untuk mencegah penggumpalan darah.
·         Cara meramu dan cara minum
Caranya dengan menghaluskan daun dewa dicampur dengan sedikit air, kemudian saring dan minum air saringan daun dewa tersebut 2 kali sehari.